Mengenal Berbagai Mitos Unik Mengenai Parkinson


Penyakit Parkinson terjadi ketika sel-sel penghasil dopamin di otak, substansia nigra, berhenti berfungsi. Gejala biasanya dimulai dengan tremor ringan di satu tangan atau gerakan kaku. Ada banyak mitos seputar Parkinson, seperti mengklaim bahwa pengobatan hanya efektif selama beberapa tahun. Obat-obatan seperti levodopa dapat bekerja secara efektif selama beberapa dekade.

Mitos Tentang Parkinson

Sekarang adalah waktu untuk menjernihkan semua mitos seputar Parkinson. Berikut adalah beberapa:

Mitos: Hanya Mempengaruhi Mobilitas

Memang benar bahwa gangguan motorik atau gerakan adalah gejala yang paling jelas dari penyakit Parkinson. Adanya gejala-gejala tersebut tidak kalah pentingnya karena berdampak pada tingkat keparahan penyakit dan kualitas hidup pasien.

Mitos: Pengobatan hanya efektif selama beberapa tahun

Tidak ada pengobatan khusus tunggal untuk penyakit Parkinson. Obat yang populer adalah levodopa. Cara kerja obat ini adalah dengan merangsang tubuh untuk mengubahnya menjadi dopamin saat masuk ke otak.

Banyak mitos berpikir bahwa levodopa hanya meredakan gejala selama 5 tahun dan kemudian berhenti bekerja. Ini salah. Namun, obat semacam itu bisa efektif selama beberapa dekade. Namun, efektivitasnya dapat menurun karena penyakit menjadi lebih parah dan pasokan enzim berkurang.

Di masa lalu, dokter dan penyandang disabilitas juga menunda pengobatan karena khawatir levodopa akan berhenti bekerja di tahun-tahun mendatang. Sekarang, bagaimanapun, mitos telah berhasil dijelaskan. Sebagai contoh, Honig dkk melaporkan dalam jurnal Movement Disorders bahwa pasien yang memakai levodopa mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan.

Mitos: Narkoba Menyebabkan Gejala

Kesalahpahaman lain seputar levodopa adalah bahwa hal itu dapat memperburuk gejala. Ada mitos bahwa obat ini menyebabkan gejala lain seperti diskinesia, yaitu gerakan yang tidak terkontrol. Padahal, munculnya gejala-gejala tersebut lebih bergantung pada seberapa parah penyakitnya.

Para ahli dan dokter terus menekankan bahwa mengonsumsi obat levodopa masih jauh lebih bermanfaat daripada risiko menyebabkan diskinesia. Bahkan ditekankan bahwa gejala gerakan tak sadar ini tidak akan terjadi bahkan setelah pasien menggunakan levodopa selama 4-10 tahun.

Mitos: Pasti ada tremor

Memperkuat fakta ini, dokter percaya bahwa seberapa parah tremor tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Pasien dengan tremor yang signifikan memiliki masalah di daerah retrorubral. Tingkat neuron dopamin di daerah ini menurun.