Penyakit coronavirus baru (COVID-19) sudah membuat dunia berhenti, dengan beberapa orang di penjuru dunia ditahan di tempat tinggal mereka sepanjang tiga bulan akhir minimal untuk memutuskan rantai penyebaran virus.
Saat beberapa negara berlomba-lomba untuk meningkatkan vaksin menantang COVID19, industri pariwisata dan perhotelan mereka, yang sudah dikalahkan oleh wabah, usaha untuk hidupkan kembali dan sesuaikan usaha mereka dengan mengaplikasikan prosedur kesehatan yang ketat.
Protokol Kesehatan Secara Aman Oleh Para Pariwisata dan Travel
Industri pariwisata dan perhotelan saat ini bekerja untuk pastikan tamu dan client masih tetap aman, sehat dan nyaman dengan mengaplikasikan beberapa langkah jarak fisik dan prosedur kesehatan yang ketat.
Pelancong dianjurkan untuk selalu aman dan melancong secara bertanggungjawab dengan ikuti dasar WHO yang simpel tetapi efisien, seperti membersihkan tangan dengan teratur dan lengkap, menghindar berjabatan tangan atau sentuh muka, menjauhi dari tempat ramai, apabila memungkinkannya, jaga minimal jarak satu mtr. dari pihak lain.
Indonesia sebagai sebuah negara yang ingin mengawali rekondisi industri pariwisata dan perhotelan yang terserang pukulan besar karena wabah COVID-19. Menurut Kepala Tubuh Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, lawatan wisman ke Indonesia turun tajam sejumlah 87,44 % jadi 160 ribu pada April 2020 dari 1,27 juta pada April 2019. Dibanding Maret, lawatan wisman turun 66,02 % pada April.
Saat itu, jumlah wisman yang datang di lapangan terbang pada April 2020 turun 99,90 % dibanding masa yang serupa tahun awalnya. Lapangan terbang Internasional Soekarno-Hatta menulis pengurangan lawatan wisman 99,79 % pada April tahun ini, Lapangan terbang Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) menulis pengurangan 99,81 %, dan Lapangan terbang Ahmad Yani di Jawa tengah 99,82 %..
Saat sebelum pandemi COVID-19, Indonesia sudah menggariskan sasaran untuk menarik minimal 17 juta pelancong asing di tahun 2020. Sekarang ini, saat negara mencari inovasi untuk mengembuskan kehidupan baru ke industri pariwisata di tengah-tengah rintangan yang dihidangkan oleh wabah yang berjalan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Inovatif sedang merangkum taktik untuk menangani permasalahan itu.
“Kami sudah mempersiapkan taktik untuk memperhitungkan pengurangan lawatan wisman. Dengan mengaplikasikan prosedur kenormalan baru di bidang itu,” kata Juru Berbicara Gugusan Pekerjaan Pengatasan COVID-19 Kementerian Kesehatan Ari Juliano Gaung. Di Jakarta, 2 Juni 2020 diaplikasikan di wilayah yang siap terima pelancong.
Pariwisata Dan Travel Akan Berjalan Dengan Normal Menggunakan Prokes
“Presiden Joko Widodo sudah memberikan instruksi kita untuk tidak tergesa-gesa. Dalam periode rekondisi, pertama kali kita bakal konsentrasi pada usaha pengerahan pelancong lokal,” lebih Gaung.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Mei lalu menyorot pentingnya aktor pariwisata di Indonesia. Memberinya perhatian yang lebih fantastis ke pelancong lokal. Susul implementasi aturan normal baru pemerintahan di bidang pariwisata.
Karena itu, Jokowi sudah keluarkan perintah untuk mengenali wilayah. Atau wilayah arah rekreasi, dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang relatif rendah.
Kepala negara sudah memberikan instruksi menteri pariwisata dan ekonomi inovatif. Untuk mempersiapkan program pariwisata dalam balad bebas COVID-19 untuk menarik pelancong lokal.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Inovatif sudah mempersiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS). Yang awalannya bakal diaplikasikan di Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Diikuti lima tujuan superprioritas yang lain dan daerah lain di Indonesia.
Gugusan pekerjaan COVID-19 kementerian bakal bekerjasama. Dengan operator arah rekreasi, tempat tinggal sakit di tempat, militer, dan polisi. Untuk melakukan program itu.
Di depan, kementerian bakal konsentrasi pada peningkatan pariwisata berkualitas. Yang mengutamakan pada usaha kenaikan penghasilan devisa negar. Dibanding konsentrasi pada pariwisata massal saja.
Prosedur kesehatan untuk bidang pariwisata dalam kenormalan baru bakal konsentrasi pada kebersihan, kesehatan, dan keselamatan dalam memulai usaha, menurut kementerian.